Jakarta, Kamis (4/9/2025) Latihan militer bersama Super Garuda Shield 2025 yang melibatkan Indonesia, Amerika Serikat, dan sejumlah negara mitra resmi berakhir pada Rabu (3/9). Penutupan latihan ditandai dengan simulasi serangan langsung (live-fire exercise) di salah satu kawasan latihan tempur TNI AD.
Sebanyak 6.500 personel dari berbagai negara ikut ambil bagian, termasuk Australia, Jepang, Inggris, dan Prancis. Latihan tahunan ini dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, meningkatkan kemampuan tempur gabungan, serta memperdalam kerja sama strategis antara militer negara-negara peserta.
Salah satu momen penting dalam latihan tahun ini adalah uji tembak rudal Stinger oleh pasukan Amerika Serikat, yang dilakukan untuk pertama kalinya di wilayah Indonesia. Demonstrasi tersebut menjadi sorotan karena menandai peningkatan skala dan kompleksitas Super Garuda Shield dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut, latihan ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme prajurit, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama pertahanan kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu, pihak militer AS menegaskan bahwa Super Garuda Shield merupakan simbol solidaritas dan kesiapan bersama dalam menghadapi tantangan keamanan regional, termasuk potensi konflik di Laut Cina Selatan.
Latihan Super Garuda Shield sendiri sudah digelar sejak 2009, awalnya hanya melibatkan Indonesia dan Amerika Serikat, namun kini berkembang menjadi latihan multilateral dengan skala internasional.