Jakarta, 19 Agustus 2025. Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk memperluas penempatan pekerja terampil, khususnya sopir dan mekanik, ke Jepang. Kesepakatan ini diformalkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh perwakilan ketiganya.
Menteri KP2MI, Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa kerja sama ini bukan sekadar inisiatif ekonomi, melainkan momentum strategis dalam mengurangi angka pengangguran dan memperkuat devisa melalui remitan. Jepang, yang tengah mengalami tantangan demografis berupa penuaan populasi, sangat membutuhkan tenaga kerja di sektor transportasi dan otomotif hal ini mendorong kolaborasi lintas sektor.
IMI menyambut kerja sama ini dengan antusias. Mereka berkomitmen menyediakan infrastruktur pendukung, termasuk modal, pelatihan teknis, dan motivasi penuh untuk menjadikan program ini berhasil. Selain itu, IMI merencanakan pembangunan pusat pelatihan khusus yang akan menggunakan kendaraan setir kiri dan bekerja sama dengan produsen otomotif seperti Toyota untuk menyediakan mesin bagi mekanik masa depan. Kerja sama KP2MI–IMI–Kadin ini diharapkan bisa melahirkan tenaga kerja siap pakai dan berkualitas internasional, selain memperkuat daya saing Indonesia dalam pasar global. Penempatan kerja yang terstruktur dan profesional menjadi nilai tambah, baik dari sisi pemberi kerja di Jepang maupun pekerja di Indonesia. Kesempatan yang Lebih Besar melalui Skema SSW.
Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang Indonesia untuk meningkatkan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang melalui skema Specified Skilled Worker (SSW). Skema ini menjadi landasan untuk memastikan tenaga kerja memiliki kualitas, sertifikasi, dan kompetensi sesuai kebutuhan Jepang. Hingga kini, potensi penempatan melalui SSW sangat besar dengan peluang mencapai ratusan ribu posisi.