JAKARTA – BMKG mengonfirmasi bahwa bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi Sumatera merupakan fenomena anomali cuaca ekstrem. Kepala BMKG menjelaskan, tingginya intensitas bencana disebabkan oleh curah hujan yang disetarakan dengan volume hujan satu bulan tumpah dalam satu hari. Anomali ini diperkuat oleh adanya Siklon Tropis Senyar di sekitar Selat Malaka.
Selain faktor alam, analisis bencana juga menyoroti peran kerusakan lingkungan. Para ahli menilai bahwa meskipun curah hujan ekstrem menjadi pemicu, penyebab utama dari dampak yang menghancurkan ini adalah kondisi ekologis dan alih fungsi lahan (deforestasi) yang membuat wilayah sangat rentan.
Kehadiran tumpukan kayu gelondongan dalam jumlah besar yang terseret arus banjir memicu desakan agar dilakukan investigasi menyeluruh. Pemerintah telah menginstruksikan pengusutan terkait dugaan illegal logging (pembalakan liar) yang dinilai memperparah laju dan kerusakan akibat bencana.















