KOTA BEKASI, JAWA BARAT – Selasa, 28 Oktober 2025
Isu terkait Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang kembali memanas dan menjadi sorotan publik pada hari Selasa, 28 Oktober 2025, setelah mendapat perhatian dari tokoh nasional. Kondisi gunungan sampah yang terus meningkat memicu pertanyaan tentang pengelolaan lingkungan di wilayah Bekasi.
Menanggapi isu tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi segera angkat bicara. Melalui pernyataan resminya di pagi hari, Dinas LH menegaskan bahwa TPST Bantargebang, secara operasional, hanya menampung sampah yang berasal dari DKI Jakarta. Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan persepsi di masyarakat bahwa seluruh sampah Kota Bekasi dikelola di lokasi tersebut.
Konteks utama dari polemik ini adalah volume sampah kiriman dari Ibu Kota yang terus membesar, memberikan tekanan berat pada operasional TPST Bantargebang. Meskipun Bantargebang secara administratif berada di Kota Bekasi, fungsinya adalah sebagai tempat pembuangan akhir untuk Jakarta, sesuai dengan perjanjian kerja sama yang berlaku.
Dinas LH Kota Bekasi berharap klarifikasi ini dapat memberikan informasi yang akurat kepada publik. Mereka menekankan bahwa meskipun tidak ada korban fisik, tekanan manajemen dan dampak lingkungan akibat volume sampah yang besar merupakan tantangan serius yang dihadapi Kota Bekasi, sehingga pemahaman publik yang benar sangat diperlukan.
Pihak Pemkot Bekasi terus berupaya menjaga komitmen dalam pengelolaan dampak lingkungan, sambil mendorong sinergi yang lebih baik dengan Pemprov DKI Jakarta terkait operasional dan solusi jangka panjang di Bantargebang.
