Jakarta Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmennya dalam pemberantasan korupsi dan penindakan tegas terhadap kartel pangan. Hal itu disampaikan dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 21/8/2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menggunakan istilah “serakahnomics” untuk menggambarkan praktik ekonomi rakus yang merugikan negara serta menindas masyarakat kecil. Menurutnya, praktik monopoli dan kartel pangan selama ini telah menyebabkan harga kebutuhan pokok sulit dikendalikan, sehingga beban hidup masyarakat semakin berat.
“Kita tidak boleh memberi ruang kepada mereka yang mempermainkan kebutuhan pokok rakyat. Negara harus hadir, menindak tegas, dan memastikan distribusi pangan berjalan adil dan merata,” ujar Prabowo dengan nada tegas.
Selain soal pangan, Prabowo juga menekankan tekadnya untuk memperkuat lembaga penegak hukum dalam memberantas korupsi. Ia menyatakan bahwa tindakan tegas harus diberikan kepada siapapun yang terlibat dalam praktik korupsi, tanpa memandang jabatan maupun status sosial.
Pidato tersebut bertepatan dengan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru saja melakukan operasi tangkap tangan terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan beserta belasan orang lainnya. Kasus tersebut menjadi sorotan publik sekaligus ujian awal bagi komitmen Presiden dalam memberantas korupsi di kabinetnya sendiri. Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan sejumlah pencapaian pemerintah sejak ia dilantik, antara lain, Pengembalian lahan negara yang sebelumnya dikuasai secara ilegal oleh pihak swasta. Pemangkasan pengeluaran negara yang dinilai tidak produktif, dengan total efisiensi mencapai miliaran dolar. Peningkatan transparansi anggaran melalui digitalisasi dan pengawasan ketat di berbagai kementerian. Fokus pada ketahanan pangan dengan memperluas lahan pertanian produktif serta mendorong riset bibit unggul dalam negeri.
