Tren jual beli barang bekas atau second-hand terus menggeliat, tak terkecuali di kawasan perumahan elit Grand Wisata, Bekasi Timur. Alih-alih mengandalkan pasar fisik, aktivitas tukar menukar barang layak pakai di sini justru didominasi oleh platform daring, mencerminkan pergeseran kebiasaan belanja masyarakat modern.
Meskipun Grand Wisata memiliki berbagai fasilitas, termasuk Pasar Modern, tidak ada pasar loak atau toko khusus barang bekas yang menonjol dan terorganisir secara resmi di dalam kawasan. Hal ini mendorong warga untuk beralih ke berbagai aplikasi dan situs web jual beli online.
OLX Jadi Andalan Utama
OLX menjadi salah satu platform paling populer dan menjadi pilihan utama bagi warga Grand Wisata yang ingin menjual atau mencari barang bekas. Berbagai kategori barang, mulai dari properti (rumah, tanah, ruko), otomotif (mobil dan motor bekas), hingga perabot rumah tangga (sofa, tempat tidur, lemari es, AC, mesin cuci, dan peralatan dapur lainnya), banyak ditemukan di platform ini. Selain OLX, platform seperti Tokopedia, Shopee, Carousell, dan Facebook Marketplace juga turut dimanfaatkan untuk transaksi barang bekas.
“Cari barang bekas di OLX lebih praktis. Banyak pilihan dan bisa langsung nego harga dengan penjualnya,” ujar seorang warga Grand Wisata yang enggan disebut namanya.
Keuntungan dan Tantangan Transaksi Daring
Kemudahan bertransaksi secara online menawarkan fleksibilitas dan jangkauan yang luas. Pembeli bisa mencari barang kapan saja dan dari mana saja, sementara penjual bisa menjangkau calon pembeli lebih banyak. Proses transaksi umumnya melibatkan komunikasi langsung antara pembeli dan penjual, seringkali diakhiri dengan sistem COD (Cash on Delivery) atau transfer bank setelah inspeksi barang.
Namun, seperti halnya transaksi daring lainnya, tantangan juga tetap ada. Penting bagi pembeli untuk memeriksa kondisi barang secara teliti sebelum membeli, sementara penjual disarankan untuk menyediakan deskripsi yang jujur dan foto yang representatif. Kepercayaan dan transparansi menjadi kunci utama dalam pasar barang bekas online.
Minimnya Pasar Fisik dan Event Khusus
Berbeda dengan beberapa wilayah lain di Bekasi yang memiliki pasar loak tradisional, Grand Wisata belum memiliki sentra barang bekas fisik yang dikenal luas. Pun demikian dengan event atau bazaar khusus barang bekas yang sifatnya reguler, masih jarang ditemukan. Jika ada, biasanya bersifat insidental atau bagian dari kegiatan komunitas berskala kecil yang tidak dipublikasikan secara luas.
Hal ini memperkuat posisi platform daring sebagai medium utama bagi masyarakat Grand Wisata untuk bertukar barang bekas, baik untuk mengurangi limbah, mencari barang dengan harga lebih terjangkau, atau sekadar membersihkan rumah dari barang-barang yang tidak lagi terpakai.
